JellyPages.com

pinguin

logo blogger indonesia

dance

Selasa, 22 Januari 2013

Methode Pembinaan Umat Hindu Indonesia




Methode Pembinaan Umat Hindu Indonesia
Dharma Wacana
1. Pengertian.
Dharma Wacana adalah methoda penerangan Agama Hindu yang disampaikan pada setiap kesempatan Umat Hindu yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan. Kegiatan penerangan semacam ini dimasa lalu disebut Upanisada. Terminologi Upanisada atau upanisad mengandung arti dan sifatnya yang "Rahasyapadesa" dan merupakan bagian dari kitab Sruthi. Pada masa lalu  ajaran upanisad sering dihubungkan dengan "Pawisik" yakni ajaran rahasia yang diberikan oleh seorang guru kerohanian kepada siswa atau muridnya dalam jumlah yang sangat terbatas.
Dengan istilah dharma wacana dimaksudkan sebagai methoda penerangan Agama Hindu yang diberikan secara umum kepada Umat Hindu sesuai dengan sifat, thema, bentuk jenis kegiatan keagamaan yang di desa (tempat), kala (waktu) dan patra (keadaan).
2. Tujuan
Dharma Wacana bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan untuk penghayatan dan pengamalan kedalam rohani umat serta mutu bhaktinya kepada Agama, masyarakat, bangsa dan negara dalam rangka peningkatan dharma agama dan dharma negara.
3. Materi
Materi Dharma Wacana yang dapat disampaikan pada setiap kesempatan yang ada, pada dasarnya meliputi semua aspek ajaran agama Hindu yang dikaitkan dengan kehidupan. Dalam hal ini dapat diklasifikasikan kedalam Sruthi, Smerthi, Purana, Itihasa dan Sang Sistha. Penyampaian materi disesuaikan dengan jenis kegiatan seperti kegiatan persembahyangan bersama hari purnama dan tilem, resepsi perkawinan, kegiatan pertemuan arisan dan sejenisnya dengan mengungkap beberapa sloka/ayat kitab suci yang relevan dengan thema dan jenis kegiatan itu.
4. Bahasa
Dharma Wacana sangat baik apabila disampaikan melalui ungkapan bahasa yang mudah dimengerti, dihayati dan diresapkan oleh hadirin. mampu memukau dan dihindari penggunaan istilah-istilah asing, kecuali belum atau tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Bahasa yang dipergunkan dalam Dharma Wacana disamping bahasa Indonesia dapat juga dipakai bahasa daerah setempat.
 
Dharma Gita
1. Pengertian
Dharma Gita artinya nyanyian keagamaan. Secara tradisional telah dilaksanakan di seluruh Indonesia. Kegiatan ini di Bali disebut makidung, makakawin, magaguritan, atau mamutru. Bila lagu keagamaan ini dirangkaikan dalam mengiringi suatu upacara seperti Dewa Yadnya, Dharma Gita ini dapat disebutkan sebagai Dharma Gita Anjali atau Gitanjali. Disamping itu lagu-lagu keagamaan ini dikaitkan pula dengan kesenian tradisionil seperti halnya: Arja atau topeng di Bali. Dalam usaha untuk mempelajari kitab-kitab suci seperti Weda, pembacaan-pembacaan Weda dapat dinyanyikan. Bahkan usaha untuk menyusun atau mengarang lagu-lagu keagamaan sebagai persembahan atau Gitanjali perlu digalakkan dikalangan seniman.
2. Tujuan
Dharma Gita sebagai media untuk menyampaikan dan memperdalam keyakinan beragama sangat efektif. Oleh karena itu penyampaian materi ajaran dijalin demikian rupa dalam bentuk lagu/irama yang indah dan menawan, mempesona pembaca dan pendengarnya. Usaha untuk melestarikan, mengembangkan dharma gita bertujuan untuk tetap menjaga dan memelihara warisan budaya tradisional yang diabadikan kepada keagamaan. Disamping itu melalui dharma gita diharapkan akan mampu memberikan sentuhan rasa kesucian kekhidmatan serta kekhusukan dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan.
3. Materi
Sumber materi untuk Dharma Gita diambil dari kitab-kitab suci Agama Hindu maupun sastra-sastrakeagamaan lainnya yang dirangkaikan dalam bentuk geguritan, kidung, kakwin, dan mamutru. Untuk pengembangan lebih jauh perlu ditampilkan karya-karya baru yang berthemakan ajaran agama Hindu. Pengembangan materi dalam kreasi baru ini perlu dilaksanakan dalam rangka memperkaya dan menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
4. Bahasa
Materi Dharma Gita diambil langsung dari kitab suci serta sastra-sastra keagamaan umumnya mempergunakan bahsa sansekerta maupun bahasa Jawa Kuno. Untuk mencapai sasaran/tujuannya perlu diberikan terjemahan yang mempergunakan bahasa yang mudah, seperti bahasa Indonesia atau bahasa daerah setempat. Demikian pula kreasi-kreasi Dharma Gita yang baru tetap membawakan pesan dan thema keagamaan, pemakaian bahasa daerah tidaklah merupakan hambatan bahkan justru sangat diharapkan untuk menumbuhkan rasa ikut meiliki dan ikut bertanggung jawab.
Catatan:
Dharma Gita merupakan salah satu media kesenian yang sangat menunjang pemahaman ajaran agama serta usaha meningkatkan kesucian rohani, media kesenian yang juga memegang peranan penting dan sama, karena itu pembinaan kehidupan keagamaan di Indonesia hendaknya senantiasa memanfaatkan kesenian daerahnya masing-masing.
 
Dharma Tula
1. Pengertian
Kata Tula berasal dari bahasa sansekerta artinya perimbangan, keserupaan, dan bertimbang. Secara harpiah dharma tula dapat diartikan dengan bertimbang, berdiskusi atau berembug atau temu wicara tentang ajaran agama Hindu dan Dharma. Secara tradisional dharma tula itu dilaksanakan berkaitan dengan dharma gita. Biasanya untuk memperoleh pemahaman atau pengertian yang lebih jelas dari bagian-bagian dharma gita yang mengandung ajaran falsafah. Biasanya seluruh peserta aktif berperan serta memberikan ulasan atau membahas apa yang menjadi subyek pembicaraan. Dalam pelaksanaan lebih jauh, dharma tula diharapkan tidak hanya menyertai dharma gita melainkan pula diadakan secara mandiri melibatkan semua potensi terutama generasi muda, menampilkan topik tertentu untuk kemudian dibahas bersama atau dalam kelompok yang ada.
2. Tujuan
Dharma Tula dimaksudkan sebagai metoda pendalaman ajaran-ajaran agama Hindu melalui peningkatan peran serta yang aktif dari semua peserta. Kegiatan dharma tula sesuai dengan tingkat umur emaja dan dewasa. Oleh karena itu melalui methoda ini setiap peserta akan memperoleh kesempatan mengemukankan pendapatnya atau sebaliknya menerima pendapat dari orang lain yang akan menambah pengetahuannya dibidang agama Hindu dengan dilandasi sikap tenggang rasa dan rasa dan kekeluargaan. Cara serupa ini sangat cocok untuk pendidikan orang dewasa yang dikenal dengan sistem "andragogi". Tujuan lebih jauh adalah dharma gita itu diharapkan tumbuh dan berkembang persepsi baru tentang ajaran agama Hindu yang dikaitkan dengan situasi dan kondisi, sehingga agama akan selalu dapat berperan dikehidupan manusia disepanjang jaman.
3. Materi
Materi dharma tula akan sangat baik apabila dapat diambil diketengahkan dari jenis materi yang sesuai dengan tingkat pemahaman serta permasalahan yang dihadapi oleh kelompok yang akan membahasnya. Misalnya dalam kelompok remaja dapat diketengahkan materi ajaran agama Hindu yang berkaitan dengan kehidupan dan permasalahan remaja (kepemudaan). Dengan demikian metoda dharma gita akan dharapkan mencapai titik kulminasi/sasaran.
4. Bahasa dan Pelaksanaanya
Bahasa pengantar yang dipergunakan perlu disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan pengetahuan serta pemahaman penanya. Sedangkan dalam pelaksanaannya dapat dikaitkan dengan kegiatan menyambut/merayakan hari-hari raya keagamaan, seperti Saraswati, Galungan, Kuningan, Siwaratri, Nyepi dan sebagainya. Untuk tidak terlalu banyak menyita waktu dapat dilaksanakan setelah selesainya persembahyangan bersama atau pada hari-hari libur yang khusus dimanfaatkan untuk itu.
  
Dharma Yatra
1. Pengertian
Dharma Yatra mempunyai pengertian yang hampir sama dengan Tirta Yatra yakni usaha untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Agama Hindu melalui kunjungan untuk persembahyangan ketempat-tempat suci, patirtan baik yang bertempat di pegunungan atau di tepi pantai.
2. Tujuan
Untuk meningkatkan kesucian pribadi serta keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa/Hyang Widhi Wasa, melihat/ memperluas cakrawala memandang keagungan-Nya, mengagumi alam semesta dan ciptaannya sehingga semakin teguh untuk mengamalkan ajaran dharma.
3. Pelaksanaannya
Dharma Yatra sangat baik dilakukan pada hari-hari raya keagamaan atau upacara-upacara persembahyangan pada pura atau tempat suci. Dapat juga dilaksanakan pada hari-hari libur sekolah sambil melaksanakan persembahyangan dan praktik yoga semadi.
  
Dharma Sadhana
1. Pengertian
Dharma Sadhana artinya realisasi ajaran dharma dalam diri seseorang. Ini dapat dilaksanakan melalui catur yoga marga yakni: Bhakti, Karma, Jnana dan Raja atau Yoga Marga secara terpadu, bulat dan utuh, namun pemakaiannya sesuai dengan jalannya Catur Asrama.
2. Tujuan
Dharma Sedhana berupa latihan-latihan rohani secara sistimatis dan praktis bertujuan untuk membina mengembangkan dan memupuk kelhuran budi pekerti serta kesucian pribadi sehingga kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara semakin mantap, kokoh dan ajeg, sebagai warga negara yang berpancasila.
3. Materi
Materi Dharma Sedhana pada dasarnya berorientasi pada disiplin hidup pribadi seperti: Tapa, Bratha, Yoga dan Semadhi. Untuk itu perlu disusun suatu pedoman yang sedemikian rupa dan praktis serta dapat dilakukan oleh setiap umat menurut tingkatan umur, fungsi dan profesinya masing-masing.
4. Pelaksanaannya
Dalam tahap belajar dapat dilakukan latihan secara berkelompok dan dapat dilakukan ditempat suci yang sepi dari kebisingan manusia misalnya pada pura atau tempat suci dipegunungan atau ditepi pantai. Tetapi bila sudah biasa dapat dilakukan para masyarakat masing-masing untuk mengabdikan diri secara tulus iklas kepada semua pihak.
 
Dharma Shanti
1. Pengertian
Dharma Shanti adalah suatu ajaran untuk mewujudkan perdamaian diantara sesama umat manusia. Acara Dharma Shanti ini dapat dilaksanakan sesuai dengan keperluan situasi dan relevansinya dengan kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan.
2. Tujuan
Kegiatan Dharma Shanti untuk saling maaf memaafkan dengan hati dan pikiran yang suci serta ucapan yang tulus iklas. masing-masing pihak secara sadar dan dengan segala keterbukaan serta kejernihan hati menghapuskan kekilafan dan kealpaan diantara sesama kita.
3. Pelaksanaannya
Dharma Shanti sebaiknya dilaksanakan dalam menyambut Tahun Baru Shaka (hari Raya Nyepi) pada bulan chaitra setiap setahun sekali, yang dilaksanakan baik di dalam tingkat kelompok kecil (suka duka) maupun tingkat desa atau yang lebih besar lagi dengan melibatkan berbagai unsur dilingkungannya. Secara perorangan hal ini dapat dilakukan pada setiap kesempatan dan dimanapun berada.

Sumber : www.google.com

Jumat, 18 Januari 2013

Musik Angklung

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
Nama angklung baru disebut-sebut dalam Serat Centhini (naskah sejarah lama mengenai musik dan agama di tanah Jawa) yang dibuat pada tahun 1830. Dalam serat tersebut, dikisahkan seorang putra kyai bernama Cebolang yang mempertunjukkan keahliannya bermain musik (disebut musik terbangan) di hadapan Bupati Daha, Kediri. Dalam sebuah puisi, Sekar Lempang, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dari naskah aslinya Serat Centhini, permainan musik Cebolang digambarkan sebagai berikut:
“His voice rose, clear and bright,
rang out loud, fragrant, and sweet.
Appealing his wilet, carried heart away.
His terbang playing resonated.
His friends answered at once.
Three terbang were rumbling,
together with angklung and kendhang,
calung, ivory capalita,
vibrant, resonant, resounding, shaking and thundering.”
Beragam Fungsi Angklung
Angklung ternyata memiliki beragam fungsi selain sebagai sebuah alat musik tradisional yang bersifat menghibur. Di beberapa tempat di Bali misalnya, angklung biasa digunakan dalam upacara pembakaran mayat (Ngaben). Di Kanekes, Banten Selatan, orang Baduy menggunakan angklung dalam sebuah upacara menjelang penanaman padi di lading. Mereka menyebutnya Angklung Buhun. Di kampung Jati, Serang, Angklung Gubrag dianggap sebagai alat musik sakral yang berfungsi sebagai pengiring mantera pengobatan orang sakit atau menolak wabah. Bahkan, di Kalimantan Selatan, angklung yang dikenal dengan sebutan Kurung-kurung pun dipergunakan untuk mengiringi pertunjukkan Kuda Gepang (Sie) yang bentuk pertunjukkannya hampir sama dengan Kuda Kepang di Jawa Tengah.

Sumber : www.google.com

Batik Indonesia

Pengakuan UNESCO Terhadap Batik Indonesia 

Secara resmi mengakui Batik Indonesia, di buktikan dengan dimasukkannya ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) dalam Sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak-benda di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. UNESCO memasukkan Batik Indonesia ke dalam Daftar Representatif karena telah memenuhi beberapa kriteria, antara lain kaya dengan simbol-simbol dan filosofi kehidupan rakyat Indonesia, serta memberi kontribusi bagi terpeliharanya warisan budaya tak-benda pada saat ini dan di masa mendatang. Dalam menyiapkan nominasi, para pihak terkait telah melakukan berbagai aktivitas, termasuk melakukan penelitian di lapangan, pengkajian, seminar, dan sebagainya untuk mendiskusikan isi dokumen dan memperkaya informasi secara bebas dan terbuka.
Dengan kreasi warna, motif dan bahan yang berkualitas tinggi, batik Indonesia pun dipuja pihak internasional. Delegasi negara-negara anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI) memuji batik Indonesia yang dipamerkan di Katumbiri Expo 2012.

Batik Tancep Menembus Eropa

batik pekalonganhal ini dibuktikan dengan semakin diminati di pasar nasional dan internasional, salah satunya “batik tancep” yang menembus pasar Eropa dan Singapura. Batik motif asli Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Motif-motif tersebut merupakan motif pakem keluaran dari keraton. Batik tulis tancep berbahan dasar khusus seperti primisima dan mori sanforized ini sehingga batik ini semakin diminati berbagai macam kalangan.
Manca negara saja menyukai batik kita, kita sebagai warga indo nesia harus lebih menyukainya

Batik Tetap di Cinta di Dlam Negeri

batik cirebon
batik cirebon
PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau Tbk menerbitkan tiga varian kartu debit baru. Ketiga varian kartu debit tersebut menggunakan motif batik Cirebon.
Tiga varian kartu debit baru itu adalah kartu debit Gold dan Platinum bagi pemegang Taplus BNI serta debit Platinum untuk pemegang Taplus Bisnis. Selama ini, pemegang Taplus hanya memiliki satu opsi kartu debit, yakni kartu Silver, begitu juga pemilik Taplus Bisnis hanya berkesempatan memegang satu jenis kartu debit, yakni kartu Gold.
tetap lestarikan batik kita, sebelum warisan budaya kita hilang

Macam Macam batik Indonesia

Batik Modern

Desain baju batik saat ini terus mengalami perkembangan dibanding zaman dahulu di era 90-an yang coraknya menurut orang-orang zaman sekarang dianggap sudah terlalu kuno. Kain batik yang dulunya dianggap hanya untuk orang-orang dewasa, saat ini terus mengalami kemajuan. Apalagi selama beberapa tahun terakhir banyak sekali perusahaan-perusahaan yang mewajibkan karyawannya untuk memakai baju batik meskipun hanya sehari dalam seminggu. Begitu juga kantor-kantor pemerintahan yang saat ini telah mewajibkan kepada para pegawainya untuk mengenakan baju batik pada hari Jumat.
Model baju batik yang banyak beredar saat ini juga akhirnya membawa anak-anak muda yang dulunya malu kalau memakai baju batik karena takut kelihatan tua, akhir-akhir ini mereka sudah tidak malu-malu menggunakan baju batik. Bahkan saat ini dikalangan anak muda, kalau dianggap memakai baju batik mempunyai prestise tersendiri..

Macam Macam batik Indonesia

Corak dan motif batik Indonesia sendiri sangat banyak, ada yang merupakan motif asli dari nenek moyang bangsa kita dan ada juga yang merupakan akulturasi dengan bangsa lain.
Di bawah ini merupakan macam-macam batik yang terdapat di Indonesia:
1. Batik Kraton

Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup.
Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton.
Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang biasa seperti motif Parang Barong, Parang Rusak termasuk Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.
2. Batik Sudagaran

Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari kaum saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat saudagar.
Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya terkesan berani dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru tua.
Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.

Batik Bali

batik bali
Memang masih relatif baru, namun perkambangan industri batik di Pulau Bali begitu pesat. Barangkali karena Bali menyimpan banyak potensi motif dan desain lokal. Puluhan desain batik khas Bali telah lahir. Dari yang berharga murah hingga yang selangit. Sejauh ini, harga pasaran rata-rata batik tulis yang beredar di Bali Bali yang berkualitas bagus berkisar antara Rp 350 ribu hingga Rp 2 juta. Tingginya harga tersebut karena batik-batik tersebut dibuat dari kain bermutu dan digambar langsung dengan tangan serta menggunakan bahan pewarna alami seperti yang dibuat oleh Ida Ayu Pidada (dengan merek “Batik Wong Bali”) atau oleh A.A. Inten Trisna Manuambari (dengan merek “Diamanta”).
Batik sendiri merupakan hasil kerajinan yang telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak berabad-abad lalu, khususnya di Jawa. Istilah batik konon berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “nitik”yang berarti membuat titik. Secara bebas, kata batik merujuk pada teknik pembuatan corak dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna berupa malam (wax), yang diaplikasikan di atas kain. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun, sutra, dan wol. Jika ada kain batik yang pembuatan corak dan pewarnaannya tidak menggunakan teknik di atas kain tersebut dinamakan kain bercorak batik, bukan kain batik. Kain macam itu biasanya dibuat dalam skala industri dengan teknik cetak.
Di Bali, industri kerajinan batik dimulai sekitar dekade 1970-an. Industri tersebut dipelopori antara lain oleh Pande Ketut Krisna dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati Gianyar, dengan teknik tenun-cap menggunakan alat tenun manual yang dikenal dengan sebutan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Kerapnya orang Bali mengenakan batik untuk berupacara –sebagai bahan kain maupun udeng (ikat kepala), mendorong industri batik di pulau ini terus berkembang dang maju. Kini di Bali telah tumbuh puluhan industri Batik yang menampilkan corak-corak khas Bali, juga corak-corak perpaduan Bali dengan luar Bali seperti Bali-Papua, Bali-Pekalongan, dan lain-lain.

Tips Memilih Kain Batik

bali-batik
Di toko-toko kerajinan dan toko kain di Bali, banyak dijual kain batik dengan berbagai corak dan kualitas. Untuk memudahkan memilih agar sesuai antara uang yang kamu keluarkan dengan kualitas barang yang kamu dapatkan, kenalilah terlebih dahulu jenis-jenis batik yang ada. Sekali lagi, dari segi teknik pembuatannya, ada empat jenis kain batik yang dijual orang, yaitu: batik tulis, batik cap, batik kombinasi tulis-cap, batik printing, dan batik cabut (perpaduan teknik printing dan tulis).
Untuk mengetahui apakah sehelai kain batik yang kamu pegang merupakan batik tulis atau yang lain, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan antara lain:
* Motif pada batik tulis meskipun polanya sama tapi bentuknya tidak pernah sama persis (asimetris). Ada bagian yang lebih kecil atau lebih besar dari gambar yang lain.
* Aksen dalam setiap gambar tidak sama besarnya
* Motif batik tulis asli biasanya memiliki aroma yang khas, warna yang digunakan berasal dari kulit-kulit kayu, dan bahan alami lainnnya.
* Kain Mori yang dipakai biasanya lebih berat dibanding mori untuk jenis batik lainnya.

Motif Batik Bali

seniputra
Bali menyimpan potensi motif dan desain lokal. Puluhan desain batik khas Bali telah lahir yang biasanya dikawinkan dengan motif batik yang ada dari berbagai wilayah di Tanah Air dan pengaruh motif China.
Batik Bali pun ditawarkan dengan harga bervariasi. Harga batik tulis berkualitas di Pulau Dewata berkisar antara Rp400 ribu hingga Rp3,5 juta per potong.
Tingginya harga tersebut karena batik-batik tersebut dibuat dari kain bermutu dan digambar langsung dengan tangan serta menggunakan bahan pewarna alami, seperti yang dibuat oleh Anak Agung Inten Trisna Manuambari dengan merek “Diamanta” atau Ida Ayu Pidada dengan label “Batik Wong Bali”.
AA Inten Trisna M, pengrajin batik Bali mengatakan, guna mempertahankan kualitas produknya itu, dirinya terus berupaya melakukan terobosan dengan membuat motif baru yang diperkirakan dapat diterima konsumen di pasaran.
“Biasanya untuk motif baru itu, saya menggabungkan atau mengawinkan motif khas Bali dengan yang berasal dari daerah lainnya di Indonesia, bahkan sampai luar negeri, seperti China,” kata wanita yang akrab disapa Gung Inten itu, di Denpasar,
Dia menjelaskan, perpaduan motif yang biasa dilakukannya adalah mengambil ornamen khas Pulau Dewata, seperti naga, rusa, burung bangau, dan kura-kura. Kemudian memadukan dengan motif dari daerah luar Bali yang biasanya berbentuk flora.
Menurut dia, untuk mewujudkan itu bukanlah hal yang mudah karena perlu waktu dan pengorbanan material bahan baku yang digunakan saat melakukan percobaan-percobaan guna mendapatkan motif dan warna baru tersebut.
Gung Inten mengakui, setiap melakukan percobaan tidak selalu berhasil. Bahkan, dia harus merelakan beberapa karung bahan baku terbuang dengan percuma.
Akan tetapi, tambah dia, dengan percobaan itu terkadang muncul hasil yang memuaskan sehingga produknya itu banyak digemari oleh masyarakat Bali dan kalangan wisatawan domestik.
“Saat ini selain motif, saya juga bermain pada warna yang lebih menonjolkan corak alam. Warna alam itu dipilih karena terkesan lebih halus, dan hasilnya pun banyak penggemarnya sehingga sekarang menjadi tren batik tulis khas Bali,”.

Sumber : www.google.com

Macam-macam Upacara Adat di Indonesia


Macam-macam Upacara Adat di Indonesia

Mei 28, 2012 at 22:02 , by ensiklonesia
1.Ritual Tiwah


Ritual Tiwah yaitu prosesi menghantarkan roh leluhur sanak saudara yang telah meninggal dunia ke alam baka dengan cara menyucikan dan memindahkan sisa jasad dari liang kubur menuju sebuah tempat yang bernama sandung.
Ritual Tiwah dijadikan objek wisata karen unik dan khas banyak para wisatawan mancanegara tertarik pada upacara ini yang hanya di lakukan oleh warga Dayak Kalteng
2.Kebo-Keboan

Prosesi upacara adat Kebo-keboan yang dilaksanakan setiap tahun oleh warga Desa Alasmalang. Awalnya upacara adat ini dilaksanakan untuk memohon turunya hujan saat kemarau panjang, dengan turunnya hujan ini berarti petani dapat segera bercocok tanam.
Puncaknya prosesinya adalah membajak sawah dan menanam bibit padi di persawahan. Orang-orang yang bertingkah seperti kerbau tadi dapat kesurupan dan mengejar siapa saja yang mencoba mengambil bibit padi yang ditanam. Warga masyarakat Desa Alasmalang berusaha berebut bibit padi tersebut, karena dipercaya dapat digunakan sebagai tolak-balak maupununtuk keuntungan
3.Adu Kerbau (Mapasilaga Tedong)

Adu kerbau diawali dengan kerbau bule.
Partai adu kerbau diselingi dengan prosesi pemotongan kerbau ala Toraja, Matinggoro tedong, yaitu menebas kerbau dengan parang dan hanya dengan sekali tebas. Semakin sore, pesta adu kerbau semakin ramai karena yang diadu adalah kerbau jantan yang sudah memiliki pengalaman berkelahi puluhan kali.
Sebelum diadu, dilakukan parade kerbau. Ada kerbau bule atau albino, ada pula yang memiliki bercak-bercak hitam di punggung yang disebut salepo dan hitam di punggung (lontong boke). Jenis yang terakhir ini harganya paling mahal, bisa di atas Rp 100 juta. Juga terdapat kerbau jantan yang sudah dikebirikonon cita rasa dagingnya lebih gurih
4.Rambu Solo

Rambu Solo adalah pesta atau upacara kedukaan /kematian. Adat istiadat yang telah diwarisi oleh masyarakat Toraja secara turun temurun. Bagi keluarga yang ditinggal wajib membuat sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi.
Setelah melewati serangkaian acara, si mendiang di usung menggunakan Tongkonan (sejenis rumah adat khas Toraja) menuju makam yang berada di tebing-tebing dalam goa. Nama makamnya adalah pekuburan Londa.
Yang unik dari upacara rambu solo adalah pembuatan boneka kayu yang dibuat sangat mirip dengan yang meninggal dan diletakkan di tebing.Uniknya lagi… konon katanya, wajah boneka itu kian hari kian mirip sama yang meninggal
5.Pasola Sumba

Ini adalah bagian dari serangkaian upacara tradisionil yang dilakukan oleh orang Sumba. Setiap tahun pada bulan Februari atau Maret serangkaian upacara adat dilakukan dalam rangka memohon restu para dewa agar supaya panen tahun tersebut berhasil dengan baik. Puncak dari serangkaian upacara adat yang dilakukan beberapa hari sebelumnya adalah apa yang disebut pasola. Pasola adalah perang-perangan yang dilakukan oleh dua kelompok berkuda. Setiap kelompok teridiri atas lebih dari 100 pemuda bersenjakan tombak yang dibuat dari kayu berdiameter kira-kira1,5 cm yang ujungnya dibiarkan tumpul
6.Dugderan

Duderan adalah sebuah upacara yang menandai bahwa bulan puasa telah datang. Dugderan dilaksanakan tepat 1 hari sebelum bulan puasa. Kata Dugder, diambil dari perpaduan bunyi dugdug, dan bunyi meriam yang mengikuti kemudian diasumsikan dengan derr.
Kegiatan ini meliputi pasar rakyat yang dimulai sepekan sebelum dugderan, karnaval yang diikuti oleh pasukan merahputih, drumband, pasukan pakaian adat BHINNEKA TUNGGAL IKA , meriam , warak ngendok dan berbagai potensi kesenian yang ada di Kota Semarang. Ciri Khas acara ini adalah warak Ngendok sejenis binatang rekaan yang bertubuh kambing berkepala naga kulit sisik emas, visualisasi warak ngendok dibuat dari kertas warna warni. Acara ini dimulai dari jam 08.00 sampai dengan maghrib di hari yang sama juga diselenggarakan festival warak dan Jipin Blantenan
7.Tabuik

Berasal dari kata tabut, dari bahasa Arab yang berarti mengarak, upacara Tabuik merupakan sebuah tradisi masyarakat di pantai barat, Sumatera Barat, yang diselenggarakan secara turun menurun. Upacara ini digelar di hari Asura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, dalam kalender Islam.
Pada hari yang telah ditentukan, sejak pukul 06.00, seluruh peserta dan kelengkapan upacara bersiap di alun-alun kota.Para pejabat pemerintahan pun turut hadir dalam pelaksanaan upacara paling kolosal di Sumatera Barat ini.
Satu Tabuik diangkat oleh para pemikul yang jumlahnya mencapai 40 orang. Di belakang Tabuik, rombongan orang berbusana tradisional yang membawa alat musik perkusi berupa aneka gendang, turut mengisi barisan. Sesekali arak-arakan berhenti dan puluhan orang yang memainkan silat khas Minang mulai beraksi sambil diiringi tetabuhan.
Saat matahari terbenam, arak-arakan pun berakhir. Kedua Tabuik dibawa ke pantai dan selanjutnya dilarung ke laut. Hal ini dilakukan karena ada kepercayaan bahwa dibuangnya Tabuik ini ke laut, dapat membuang sial. Di samping itu, momen ini juga dipercaya sebagai waktunya Buraq terbang ke langit, dengan membawa segala jenis arakannya
8.Ngaben
Ngaben adalah upacara pembakaran atau kremasi jenazah umat Hindu Bali.
Dalam prosesi Ngaben, ketika api mulai disulut, perlahan-lahan kobaran api akan membesar dan mulai berkobar menyulut sosok jenazah. Lama-kelamaan kobaran api mulai menghanguskan jazadnya yang dipercaya akan melepaskan segala ikatan keduniawian dari orang yang meninggal itu. Bila ikatan keduniawian telah terlepas, maka semakin terbukalah kesempatan untuk melihat kebenaran dan keabadian kesucian Illahi di alam sana.
Beberapa hari sebelum upacara Ngaben dilaksanakan, keluarga dari orang yang meninggal dibantu oleh masyarakat membuat Bade dan Lembu yang sangat megah terbuat dari kayu, kertas warna-warni dan bahan lainnya. Bade dan Lembu ini merupakan tempat jenazah yang nantinya dibakar.
http://terselubung.blogspot.com/2010/05/8-upacara-adat-unik-khas-indonesia.html
http://fathur-net.blogspot.com/2010/05/8-upacara-adat-unik-khas-indonesia.html
Sumber : www.google.com

Tari Bali

Bali tidak bisa lepas dari kesenian Tari. Hampir setiap kegiatan keagamaan di Bali selalu disertai dengan tarian. Bagi masyarakat Bali, tari merupakan suatu persembahan. Tari Bali dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok yaitu:
  • Tari Wali (tarian sakral), contohnya: Berutuk wali, Sang Hyang Dedari, dan Baris Gede Rejang.
  • Tari Bebali (tari untuk upacara), contohnya: Gambuh, Topeng Pajegan dan Wayang Wong.
  • Tari Balih-balihan (tari untuk hiburan), contohnya: Legong, Parwa, Arja, Prembon dan Joged, serta berbagai koreografi tari modern lainnya.

Beberapa tarian yang ada di Bali :

Tari Legong

Tari Legong adalah tarian klasik Bali yang memiliki gerakan yang sangat kompleks. Gerakan yang terkait dengan musik dari perkusi. “Legong” berasal dari kata “kaki” yang berarti fleksibel atau elastis, dan kemudian diartikan sebagai gerakan anggun. Dalam perkembangannya, Legong berkembang menjadi Legong Kraton.
Tarian ini dibawakan oleh dua gadis atau lebih dengan menampilkan karakter Condong sebagai pembukaan. Dalam situasi berbeda, Tarian Legong yang dibawakan oleh satu atau dua pasang penari tanpa menampilkan karakter Condong pertama. Karakteristik tarian Legong yaitu dengan menggunakan kipas.

Tari Barong

Barong merupakan karakter dalam mitologi Bali. Barong adalah raja dari roh-roh dan melambangkan “sisi baik”, dan sebagai “sisi jahat” dilambangkan oleh Rangda. Barong yang paling populer adalah “Barong Ket”, berbentuk seperti seekor singa. Untuk rekaman videonya, silahkan Anda melihat video tari Barong di bawah ini.Tari Barong Bali berasal dari Gianyar, yang merupakan pusat berbagai kesenian Bali. Dalam drama Calonarong atau tarian Bali lainnya, Barong menggunakan ilmu sihir untuk mengalahkan Rangda.

Tari Kecak

Tari Kecak bali diciptakan pada tahun 1930 oleh Wayan Limbak dan Walter Spies yaitu seorang pelukis yang berasal dari Jerman. Tarian ini merupakan pengembangan dari tari Sanghyang (merupakan tarian sakral), dari drama cerita Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari Kecak saat berkeliling dunia dengan penari Bali-nya.
Penari Kecak biasanya dibawakan oleh penari laki-laki. Para penari akan duduk dan membentuk sebuah lingkaran, mengangkat tangannya, dengan iringan suara dari mulut dengan ritme tertentu yang disebut “cak”. Mereka bertindak seperti tentara monyet yang membantu Rama mengalahkan Rahwana yang menculik istrinya yaitu Dewi Sinta. Kostum para penari yang duduk melingkar mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur di pinggang mereka. Selain para penari yang duduk melingkar, ada penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rhama, Shinta, Hanuman, Jatayu, dan juga Rahwana sebagai peran antagonisnya.

Sumber : www.google.com

Budaya

Budaya adalah salah satu hasil imajinasi manusia melalui akal, sehingga dapat memberikan tuntunan, ketenangan, keheningan, dan kepuasan hati. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan adat istiadat yang ada di masyarakat. Itu merupakan suatu kebanggaan bagi kita semua, maka dari itu kita harus bisa mempertahankan, mengembangkan, dan melestarikan kebudayaan yang kita miliki di Indonesia. Bila perlu, kita juga bisa menggabungkannnya dengan cara menciptakan kreasi-kreasi baru. Seperti yang kita ketahui, di Indonesia ini sangat banyak terdapat kebudayaan dengan keistimewaannya masing-masing. Maka dari itu, jika kita tidak bisa mempertahankan kebudayaan yang kita miliki, akan menimbulkan pengakuan dari negara lain tentang kebudayaan yang kita miliki.